Nama saya Tri Giyani, sekarang umur 38 tahun (2015). Sy bekrja di salah satu RS swasta di Samarinda. Sebelum ketahuan sakit saya sering mengeluh nyeri pada tulang belakang hilang muncul. Saya periksa ke dokter dianjurkan untuk MRI, tapi pada saat itu saya belum berani periksa karena takut ketahuan penyakit saya dan pada saat itu saya belum dikasih keturunan. Setelah 7 tahun perkawinan saya dinyatakan hamil, waktu hamil saya mengalami nyeri yang hebat, bahkan untuk jalanpun sangat nyeri, tapi tiap di USG dan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan dan hasil laboratorium normal.
Stelah melahirkan rasa nyerinya berkurang tapi sering kembung. Tepatnya sehari sebelum ulang tahun ke-2 anak saya[2010] tiba-tiba saya merasakan nyeri yang sangat hebat, setelah saya periksakan ke dokter spesialis penyakit dalam saya dianjurkan MSCT abdomen dan ternyata ada massa di bagian bawah kanan sebesar ± 17 cm, ginjal saya kedesak massa sampai nempel pada tulang belakang. Dari dokter spesialis penyakit dalam dilimpahkan ke dokter spesialis bedah. Dari keterangan dokter spesialis bedah saya dianjurkan untuk diangkat 1 ginjal saya yang sebelah kanan , tapi harus di dirujuk ke rumah sakit Darmais (RS khusus kanker) di Jakarta. Dan itu biayanya sangat mahal. Kami sempat mau menjual rumah, sambil mengumpulkan dana atau menjual rumah ± 5 bulan tiba-tiba massa membesar hampir memenuhi rongga perut saya dan pada lengket ke organ-organ penting dalam perut saya (gnjal,hati, lambung) jadi saya urungkan untuk tidak melakukan operasi karena resikonya sangat besar.
Bila lagi kambuh rasa sakitnya luar biasa, bahkan untuk menangis atau terisak-isak pun rasanya teramat sangat sakit dan tidak bisa kesentuh sama sekali. Dalam 1 minggu bisa kambuh sampai 5 hari. Awalnya saya sempat setres berat tapi alhamdulillah suami, anak, dan keluarga sangat suport hingga saya semangat hidup lagi. Saya memilih untuk berobat alternatif, macam-macam pengobatan sudah saya lakukan dan alhamdulillah ada perubahan walaupun tidak terlalu banyak hingga pada pertengahan tahun 2013 saat kami pulang ke Jawa silaturahmi ke kediamannya ibu Dwiyati saya dianjurkan untuk mengkonsumsi kunir putih, sesampainya di Samarinda saya mencoba meminumnya dan alhamdulillah sejak meminum kunir putih ini daya tahan tubuh saya berangsur angsur membaik, sakit saya jadi jarang kambuh, awalnya dalam 1 minggu Cuma sekali kambuh, lama-lama 2 minggu, bahkan dalam 1 bulan kambuh 1 kali saja. Saya bisa kerja dan aktifitas seperti biasa saja. Orang yang tidak tau kalau saya sakit pasti dikira saya hamil. Dan orang tidak percaya kalau saya sakit parah, bahkan dokterpun tidak percaya. Bagi pengidap penyakit parah seperti saya, yang paling penting adalah daya tahan tubuh yang bagus. Saya memiliki prinsip yang pertama yang bisa menyembuhkan penyakit adalah Allah SWT, ke-2 semangat yang tinggi untuk sembh dan selalu berusaha untuk tidak putus asa untuk berobat.
Dengan melihat kondisi dan semangat saya yang tinggi alhmdulillah saya sering bisa memberikan semangat kepada orang-orang yang sakit parah juga. Orang yang sakit parah biasanya sangat sensitif atau mudah tersinggung, emosi tinggi dan tidak bisa menerima keadaannya. Peran orang terdekat dan keluarga sangat penting untuk memberikan suport. Walaupun kunir putih sangat murah dan mudah terjangkau tapi manfaatnya sangat besar karena mengandung antioksidan yang tinggi, zat kurkumin, dan ribosome inacting protein. Kebanyakan orang menganggap obat yang mahal itu bagus padahal belum tentu. Biar memakai obat semahal apapun tetapi tidak ada semangat untuk sembuh dan putus asa itu susah untuk sembuh. Dan sekarang teman-teman saya banyak yang mengkonsumsi obat kunir putih ini bhakan kadang beli untuk oleh-oleh, keluarga teman bila pulang ke makasar dan luar samarinda kebanyakan reaksinya sangat positif. Bagi teman dan saudara2 semua, bila di diagnasa suatu penyakit apalagi penyakit parah janganlah berputus asa, tetaplah bersemangat karena tidak ada suatu penyakit yang tidak ada obatnya. Dan jagalah pola makan yang sehat. Semoga pengalaman penyakit sy ini bisa bermaanfaat bagi para pembaca semua. Terimakasih banyak bu dwi yang telah mengenalkn sy dengan kunir putih ini. Semoga sukses selalu, amiin. – Tri Giyani